Laman

Selasa, 08 November 2011

Diksi dan Kalimat Efektif

Posted on April 19th, 2009 by admin
DIKSI
Agar mampu menyampaikan berbagai gagasan secara memadai, kita harus menguasai kosakata seluas-luasnya. Lebih daripada itu, di dalam konteks keterampilan menulis, kita perlu pula memiliki kepekaan terhadap diksi atau pemilihan kata secara tepat dan sesuai. Ketepatan berarti kata yang kita pilih itu dapat menyampaikan gagasan dan perasaan sebagaimana yang kita kehendaki sehingga tidak menimbulkan salah paham pada pembaca. Kesesuaian berarti kecocokan kata yang kita pilih itu dengan konteks situasi dan sasaran (target audience). Singkatnya, ketepatan menyangkut aspek makna dalam pemilihan kata, sedangkan kesesuaian aspek kontekstual (situasional).Berkaitan dengan masalah diksi, kosakata di dalam sebuah bahasa dapat digolongkan sebagai berikut.
Kata Abstrak dan Kata Konkret
Kata abstrak adalah kata yang merujuk kepada konsep/pengertian abstrak, sementara kata konkret merujuk kepada objek yang dapat dicerap oleh pancaindra.
Kata Abstrak Kata Konkret
kemakmuran sandang, pangan, papan
pembangunan mendirikan rumah, membangun jalan
demokrasi musyawarah, pemungutan suara
Kata-kata mana yang sebaiknya digunakan di dalam sebuah karangan? Jawabannya tergantung kepada jenis dan tujuan penulisan. Karangan yang menekankan deskripsi faktual tentulah lebih memprioritaskan kata-kata konkret. Kata-kata konkret menjadi efektif di dalam karangan deskripsi karena dapat merangsang pancaindra. Akan tetapi, jika yang dikemukakan adalah generalisasi-generalisasi, tentu akan lebih banyak digunakan kata-kata abstrak. Walaupun tidak mutlak, pemakaian kata-kata konkret dapat menjadikan sebuah karangan lebih jelas dan mudah dipahami. Sebaliknya, kata-kata abstrak umumnya lebih sulit dipahami daripada kata-kata konkret.
Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum adalah kata yang cakupan maknanya luas, sedangkan kata khusus adalah kata yang sempit ruang-lingkupnya. Makin luas ruang-lingkupnya, makin umum makna sebuah kata.
Kata Umum Kata Khusus
membawa mengempit, menjinjing
berbunyi berdering, berdenting, bergaung
melihat menonton, menatap, memandang
memotong menebang, menebas, menyayat


Kata umum kurang mampu memberikan daya-bayang yang jelas. Semakin umum makna sebuah kata, semakin kabur pula gambaran angan yang dimunculkan dan, dengan demikian, semakin berpotensi untuk menimbulkan salah paham. Sebaliknya, semakin khusus, semakin jelas dan mengesan di dalam angan-angan atau pikiran pembaca.
Kata Populer dan Kata Kajian
Sesuai dengan sebutannya, kata populer adalah kata yang lebih banyak dikenal dan dipakai oleh segenap lapisan masyarakat di dalam komunikasi sehari-hari; sementara kata kajian adalah kata yang dikenal dan dipakai sebatas oleh kalangan akademis, lapisan terpelajar dan profesi tertentu. Kata kajian biasanya berupa istilah yang digunakan secara khusus di dalam bidang ilmu atau bidang profesi tertentu.
Kata Populer Kata Kajian
penduduk populasi
contoh sampel
penilaian evaluasi
pembaruan inovasi
Kata-kata populer tentu saja dapat membuat sebuah karangan lebih mudah dipahami oleh orang banyak. Kata-kata kajian sebaiknya disesuaikan pemakaiannya dengan sasaran pembaca.
Kata Baku dan Kata Nonbaku
Kata baku adalah kata yang mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan atau dilazimkan, sedangkan kata nonbaku sebaliknya.
Kata Baku Kata Nonbaku
kemarin kemaren
tradisional tradisionil
khawatir kuatir
lelah capek
Prinsip umumnya, kata-kata baku lebih diutamakan di dalam membuat sebuah karangan, bahkan untuk karangan fiksi sekalipun. Kata-kata nonbaku kadang juga bisa dipilih untuk mencari efek tertentu, misalnya untuk menghidupkan dialog (di dalam cerpen, skenario, atau kutipan langsung), menyindir (pemakaian bahasa seorang pejabat), menyesuaikan dengan ragam bahasa kalangan tertentu (misalnya kalangan remaja, waria, atau kelas sosial tertentu).
Nilai Rasa dan Nilai Sosial Kata
Beberapa kata mungkin mengandung nilai rasa tertentu, menyangkut tinggi-rendah penilaian yang kita berikat atas maknanya. Kata gerombolan, misalnya, memiliki nilai rasa (konotasi) yang kurang menyenangkan, terkesan negatif dalam tangkapan pembaca/pendengarnya. Kata wafat, misalnya, berbeda nilai rasanya dengan mati, apalagi tewas dan modar. Kata-kata tertentu mungkin pula bersinggungan dengan nilai-nilai kesopanan dan kepercayaan tertentu. Kata gugur, misalnya, hanya digunakan untuk kalangan tertentu seperti pahlawan dan prajurit yang mengorbankan nyawa di medan perang. Kata ganti kamu berbeda nilai sosialnya dengan Anda atau Saudara. Begitu pula kata bini dan istri. Dengan demikian, ketepatan dalam memilih kata perlu pula disertai dengan kepekaan yang menyangkut nilai rasa dan nilai sosial kata.
Beberapa Kasus
Simak kata-kata yang dicetak miring dan pertimbangkan kembali diksinya!
Praktek manajemennya pun mulai menggandeng beberapa perusahaan besar, salah satunya adalah perusahaan rokok Djarum.
Keantusiasan mereka juga terlihat dari ungkapan-ungkapan mengenai potensi diri mereka setelah beberapa kali mengikuti kegiatan.
Saya mengidentifikasi hal ini sebagai gejala awal keluarnya seniman dari sarangnya.
Kalau di awal saya sudah menyinggung perjalanan PA ketika pertama kali dipraktekkan di Yogyakarta, jelas ia tidak berada di dalam ruangan, melainkan justru turun ke jalan.
Interaksi semacam ini berjalan dengan instruksi dan pengarahan dari senimannya.
Material atau properti adalah bahasa simbolik atau bahasa metafor dan membungkus pesan yang akan disampaikan.
Penerimaan Pak Suhadi sebagai sosok yang dihargai dalam dunia seni di tengah-tengah masyarakat Juminahan pun tentunya bukan semena-mena atas niat baik warga.
Artinya bisa juga ada karya yang merespon permasalahan teraktual.
Dari serangkaian kegiatan tersebut, tercatat jumlah anak yang mengikuti selama 4 kali pertemuan rata-rata 15-20 anak, dan anak yang hadir secara rutin prosentasenya lebih besar daripada yang datangnya ayam-ayaman, kadang datang kadang tidak.
Jika melihat ke belakang, masa itu adalah tahun 1950 hingga 1960-an tentunya bagaimana yang terjadi dalam situasi politik negeri ini sangatlah bisa dikatakan ruwet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar